Posted by : Unknown Friday, December 21, 2012


Mata Kulih : Keterampilan Menulis
Materi        : Menulis Berita





Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Laporan berita merupakan tugas profesi wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan laporan tersebut menjadi fakta / ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh redaksi pemberitaan / media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang terpilih dapat menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita. Stasiun televisi biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita sepanjang waktu. Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, baik yang melek huruf maupun yang buta huruf.

Penulisan Berita

Jurnalistik berhubungan erat dengan wawancara. Setelah pembahasan tentang wawancara beberapa waktu yang lalu, saat ini akan coba saya tambahkan sedikit tentang wawancara dan penulisan berita. Adapun wawancara itu terbagi dalam beberapa macam, diantaranya :
  1. Wawancara sosok pribadi
  2. Wawancara berita
  3. Wawancara jalanan
  4. Wawancara sambil lalu
  5. Wawancara telepon
  6. Wawancara tertulis
  7. Wawancara kelompok
Setelah seorang jurnalis melakukan wawancara, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menuliskan hasil wawancaranya dalam bentuk berita. Menulis berita tidak hanya asal menuliskan, namun juga ada teknik-teknik penulisannya. Diantara teknik penulisan berita tersebut ialah:
  • Menentukan sudut pandang (engel)
  • Menggunakan pola penulisan Piramida Terbalik
  • Menggunakan konsep 5 W 1 H
  • Pola pedoman tulisan menggunakan lead
Dalam pola penulisan Piramida Terbalik itu seharusnya:
  • Wartawan tidak memasukkan pendapat pribadi dalam berita yang ditulis
  • Wartawan dituntut untuk bersikap jujur
  • Kesimpulan ditulis di awal paragraf.



Adapun maksud dari Piramida Terbalik itu diantaranya adalah untuk memudahkan pembaca untuk segera menemukan berita yang dianggap menarik.
Susunan berita itu terdiri dari:
  • Judul
  • Lead
  • Perangkai
  • Tubuh berita
  • Kaki berita
Judul berita itu diupayakan harus memenuhi beberapa unsur dibawah ini:
  • Profokatif (bisa menumbuhkan minat khalayak untuk membacanya)
  • Singkat dan padat (terdiri dari 3-5 kata)
  • Relevan (sesuai dengan susunan berita yang ingin disampaikan)
  • Fungsional (setiap kata dalam judul bersifat mandiri dan memiliki arti yang tegas dan jelas.
  • Formal
  • Representatif (mencerminkan teras berita/lead)
Pada paragraf pertama lead atau teras berita merupakan paragraf yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan berita. Lead atau teras berita diupayakan terdiri dari 4-30 kata dan harus mengandung unsur-unsur :
  • Atraktif : mampu membagkitkan minat baca pada khalayak
  • Introduktif : harus bisa menyatakan pokok persoalan yang dikupas dengan tegas dan jelas
  • Korelatif : harus bisa membuka jalan bagi kemunculan kalimat untuk paragaraf kedua dan seterusnya.
  • Kredibilitas : mencerminkan bobot akademis reporter dan media massanya

Basis penulisan berita adalah peristiwa yang benar-benar terjadi dan bukan gagasan atau pendapat dari penulis. Karena menerangkan tentang berita, penulisan berita minimal harus memuat hal-hal yang ingin diketahui oleh pembaca. Setiap pembaca berita selalu ingin mengetahui peristiwa apa yang terjadi, kapan peristiwa itu terjadi, siapa saja yang terlibat, di mana peristiwa itu terjadi, mengapa peristiwa itu bisa terjadi, dan bagaimana runtutan kejadian peristiwa itu. Dalam menuliskan suatu peristiwa, penulis harus bisa menjaga jarak dengan subjek berita agar tidak melibatkan emosinya. Netralitas penulisan berita memiliki nilai penting. Penulis berita secara etis tidak boleh menghakimi atau mengambil kesimpulan atas terjadinya suatu peristiwa karena itu di luar domainnya. Ada pihak lain yang lebih berwenang untuk mengambil kesimpulan atas suatu peristiwa.

Penulisan Berita - Membentuk Opini
Penulisan berita dalam suatu media, mau tidak mau akan berdampak pada pembentukan opini tertentu bagi masyarakat. Opini masyarakat (common opinion) terhadap suatu berita bisa positif dan bisa juga negatif. Yang patut disadari juga, terbentuknya opini sebagai akibat dari suatu penulisan berita bisa menjadi faktor yang mendorong masyarakat untuk melakukan tindakan tertentu. Misalnya, pemberitaan tentang kasus penculikan anak yang masiv di media massa. Pemberitaan ini telah mengakibatkan sebagian masyarakat waspada dan bersikap over protektif. Permasalahan berikutnya, penulisan berita yang berkaitan dengan profil seseorang atau produk ada kalanya hanya kedok dari suatu kegiatan public relation yang dimaksudkan untuk membangun citra. Kecenderungan untuk memanipulasi pariwara sebagai berita sudah jamak dilakukan media saat ini. Memang sang pemimpin redaksi bisa berkelit bahwa tulisan itu adalah pariwara karena ditandai dengan titik api. 

Jenis – Jenis Berita
·         Straight news report : Laporang langsung mengenai suatu berita. Berita yang memiliki nilai penyajian objektif tentang fakta-fakta yang dapat dibuktikan, biasanya di tulis dengan unsur-unsur yang dimulai dengan what, who, when, where, why, dan how (5W + 1H).
·         Depth news report : Reporter (wartawan) menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa itu.
·         Comprehensive news : Laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek.
·         Interpretative report : Memfokuskan sebuah isu, masalah atau peristiwa kontroversial. Laporan intreptatif biasanya dipusatkan untuk menjawab pertanyaan mengapa.
·         Feature story : Penulis menyajikan suatu pengalaman pembaca yang lebih bergantung pada gaya menulis dan humor dari pada pentingnya informasi yang disajikan.
·         Depth reporting : Laporan jurnalitik yang bersifat mendalam, tajam lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal dan aktual.
·         Investigative reporting : Berita memusatkan pada masalah dan kontroversi.
·         Editorial writing : Pikiran sebuah institusi yang diuji didepan sidang pendapat umum. Penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita penting yang mempengaruhi pendapat umum.

Teknik Penulisan Berita
Sebuah berita ditulis dengan menggunaan teknik penulisan berita yang benar, sebelum membahas seputar teknik penulisan berita, ada baiknya kita ketahui dulu unusr-unsur berita itu sendiri. Berikut unsur-unsur berita yang harus diketahui atau boleh juga kita sebut sifat-sifat berita:
·       Aktual (baru). Informasi-informasi baru lebih mempunyai nilai berita daripada kejadian-kejadian yang sudah terjadi di masa lalu.
·       Jarak (jauh atau dekat). Para pembaca berita lebih tertarik dengan peristiwa yang terjadi di sekitar mereka dibanding dengan peristiwa yang terjadi jauh dari tempat mereka.
·       Penting. Suatu hal atau peristiwa menjadi berita ketika hal tersebut dianggap penting karena berpengaruh pada kehidupan secara langsung, misalnya UU larangan merokok di tempat umum.
·       Akibat. Sebuah peristiwa menjadi berita karena mempunyai dampak yang besar, misalnya penayangan film Fitna di situs YouTube.
·       Pertentangan atau konflik.
·       Dunia seks, misalnya kasus perceraian, perselingkuhan, dan lain-lain.
·       Ketegangan, misalnya seperti ketika berlangsungnya pelantikan presiden.
·       Kemajuan-kemajuan, inovasi baru, dan perubahan.
·       Emosi, segala hal yang jika diberitakan akan membuat marah, sedih, dan kecewa. Misalnya, kabar tentang bayi baru lahir yang ditemukan di tempat sampah.
·       Humor. Artinya, berisi hal-hal lucu.
Itulah tadi unsur-unsur di dalam berita, sekarang kita lanjutkan ke teknik penulisan berita. Agar hasil penulisan berita yang dibuat menjadi enak dibaca oleh mayarakat, dibutuhkan sedikit teknik untuk penulisan berita. Berikut ini akan disajikan teknik-teknik penulisan berita yang mudah-mudahan membantu para jurnalis pemula dalam penulisan berita.
·       Teknik pertama penulisan berita adalah penulisan judul berita. Buatlah judul berita dengan menggunakan kalimat yang singkat dan jelas, tetapi tetap dapat menyampaikan pokok berita secara menyeluruh. Judul yang dibuat menarik dalam penulisan berita, pasti hal ini akan membuat pembaca lebih tertarik terhadap isi berita tersebut.
·       Teknik kedua penulisan berita adalah memahami unsur 5W+1H, yaituWhat (apa), Where (di mana), When (kapan), Why (mengapa), Who(siapa), dan How (bagaimana). Dalam penulisan berita, kumpulkanlah bahan berita secara lengkap dari narasumber yang valid. Bahan dan narasumber dalam penulisan berita adalah hal yang cukup penting untuk dituliskan sehingga penulisan berita tersebut dianggap facktual, akurat, dan juga bertanggung jawab. 
·       Teknik ketiga penulisan berita adalah susunan berita. Susunlah berita dengan  baik sehingga penulisan berita yang berisi suatu informasi mampu disampaikan secara akurat, jelas, dan menarik tentunya. Bahasa yang digunakan dalam penulisan berita haruslah menarik bagi para pembaca. Susunan berita yang ditulis secara kronologis akan membuat para pembaca menaganggap berita tersebut sebagai sebuah cerita. Hal ini tentunya berbeda jika penulisan berita disajikan dengaqn susunan yang tidak sistematis atau tidak tuntas. 
·       Teknik keempat penulisan berita adalah bahasa. Bahasa merupakan elemen penting dalam penulisan berita. Oleh karena itu, pakailah bahasa yang mudah dipahami oleh para pembaca (dari semua kalangan).
·       Teknik kelima penulisan berita adalah cara menulis berita. Penulisan berita atau menulis berita artinya menyuguhkan informasi dengan akurat dan sesuai dengan fakta. Penulisan berita yang baik yaitu penulisan berita yang tidak menggurui, tetapi memperlihatkan atau menyajikan.

Berita dari Kompas, 25 Februari 2010 tentang musibah tanah longsor di desa Tenjolaya, Jawa Barat. Berita pertama merupakan sebuah berita langsung (straight news), sedangkan berita kedua berupa news feature.

(1) EVAKUASI TERHAMBAT MEDAN
BANDUNG, KOMPAS – Evakuasi korban tanah longsor di Perkebunan Teh Dewata, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terhambat medan berat berupa jalan menanjak berliku-liku dan berbatu.
Pukul 16.00, Rabu (24/2), evakuasi terpaksa dihentikan karena khawatir longsor susulan akan terjadi setelah hujan deras kembali mengguyur kawasan perkebunan tersebut.
Hingga pukul 20.00, jumlah korban yang ditemukan dari timbunan longsor 19 orang dari 43 nama yang dilaporkan hilang oleh keluarganya. Sebelum diserahkan kepada keluarga, korban yang ditemukan dibawa ke masjid setempat yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi longsor.
Hujan pada Rabu sore menyebabkan lumpur longsoran tebing menjadi liat dan membahayakan petugas evakuasi. Hujan deras juga mengganggu penglihatan petugas evakuasi yang menjalankan mesin pengeruk (backhoe).
Lalu lintas kendaraan yang padat menuju lokasi longsor juga menjadi penghambat masuknya alat-alat berat ataupun logistik. Kondisi semakin ruwet ketika pengamanan jalan sepanjang 15 kilometer menuju lokasi bencana tersebut diperketat menjelang kunjungan Wakil Presiden Boediono.
Di lokasi longsor, lumpur setebal 3 meter mengubur 21 rumah warga di RW 18. Longsoran menimbulkan bekas menyerupai cekungan yang dalam seluas hampir 5 hektar. Sepanjang mata memandang, yang tampak hanya timbunan lumpur. Beberapa atap rumah warga yang tertimbun masih kelihatan.
Lokasi longsor yang terletak di kaki Gunung Tilu itu juga tak terjangkau frekuensi radio ataupun telepon seluler. Tak heran, saat longsor terjadi, Selasa pagi, informasi mengenai peristiwa tersebut disampaikan warga kepada aparat Kecamatan Pasirjambu beberapa jam kemudian, dengan menempuh jarak sejauh 32 kilometer.
Wakil Gubernur Dede Yusuf saat meninjau lokasi longsor, mendampingi Wapres Boediono, mengatakan, karena berbagai kendala, evakuasi yang dilakukan belum optimal.
Hingga Rabu sore, baru satu backhoe yang beroperasi di lokasi longsor. Empat lainnya terhambat kedatangannya karena akses jalan masuk yang sempit dan sukar dilintasi.
Sementara itu, 200 jiwa yang selamat dari longsor itu diungsikan ke Perkebunan Negara Kanaan, Desa Tenjolaya, sekitar 3 kilometer dari lokasi longsor.
Menurut Dede Yusuf, evakuasi tetap berlanjut hingga tujuh hari ke depan, dengan mengerahkan 1.200-an personel.
Tingkatkan kewaspadaan
Wapres Boediono kepada pers di lokasi bencana mengingatkan agar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Daerah, aparat keamanan, dan penduduk meningkatkan kewaspadaan karena curah hujan sampai Maret 2010 masih tinggi sehingga musibah bisa sewaktu-waktu terjadi kembali.
Menurut Wapres, jika kondisinya tidak memungkinkan, penduduk Perkebunan Teh Dewata di Desa Tenjolaya dapat direlokasi. Transmigrasi merupakan salah satu opsi yang bisa ditempuh.
Boediono yang datang bersama Gubernur Jabar Ahmad Heryawan didampingi empat menteri, yaitu Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufrie, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, serta Kepala BNPB Syamsul Maarif. Namun, sesaat setelah Wapres tiba di lokasi, hujan deras tiba-tiba turun sehingga Wapres kemudian masuk ke masjid untuk bertemu dengan para keluarga korban, lalu meninggalkan lokasi.
”Dari laporan Badan Meteorologi, curah hujan yang tinggi masih akan terjadi sampai Maret mendatang. Berarti, masih satu bulan lagi kerawanan itu masih akan terjadi. Jadi, yang perlu diingatkan adalah peningkatan kewaspadaan satu bulan ke depan,” kata Boediono.
Wapres juga meminta agar Pemerintah Provinsi Jabar menginventarisasi kawasan yang dianggap rawan longsor selama musim hujan sehingga bencana longsor tidak akan terulang kembali.
Boediono atas nama pemerintah kemudian memberi bantuan dana melalui Pemerintah Kabupaten Bandung berupa uang Rp 200 juta, 25 unit tenda, 500 lembar selimut, dan 100 paket masing-masing berisi peralatan dapur, sandang, dan tikar.
Di Jakarta, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak menduga longsoran di Ciwidey, Jabar, akibat tak dipatuhinya tata ruang. Seharusnya, pemerintah daerah mampu mengawasi pelanggaran-pelanggaran tata ruang sejak dini. ”Tim dari Kementerian Pekerjaan Umum hari ini sedang meneliti kondisi di Ciwidey. Tapi, saya menduga bencana itu akibat pelanggaran tata ruang. Bencana di Indonesia umumnya diawali pelanggaran-pelanggaran itu,” kata Hermanto.
Hermanto mengatakan, letak lokasi bencana yang berada di pelosok sebenarnya sudah menyiratkan adanya disinsentif terhadap kawasan itu sehingga pemerintah tak membangun jalan ke sana.
Di lokasi kejadian, Presiden Direktur Perkebunan Chakra, Rachmat Badrudin, menyatakan, kalau kondisi tanah perkebunan itu berdasarkan hasil penelitian tidak aman bagi permukiman karyawan, pihaknya akan merelokasi usahanya dan kalau perlu menutup kawasan perkebunan.
”Kami menilai longsor terjadi bukan karena rusaknya hutan lindung, tetapi adanya retakan tanah akibat gempa bumi yang terisi air hujan akibat curah hujan yang tinggi sehingga menggoyahkan tanah kawasan hutan lindung,” kata Rachmat.
Hal senada dikemukakan Wagub Jabar Dede Yusuf. ”Longsor ini murni bencana alam. Tidak ada pelanggaran tata ruang dalam kejadian ini. Tegakan pohon di hutan lindung tidak diganggu oleh aktivitas perkebunan,” tuturnya.
Perkebunan Dewata yang dikelola PT Chakra mulai beroperasi tahun 1956 dan saat ini memiliki 801 pekerja. ”Longsor terjadi karena ada retakan di bagian tebing gunung akibat gempa bumi 2 September 2009,” ujar Dede.
Dari lokasi yang sama seorang reporter bisa menyusun sebuah news feature sebagai berikut :
(2) MENCARI ENYI DALAM TIMBUNAN LUMPUR
Kamis, 25 Februari 2010 | 03:28 WIB
Pandangan Umar (54), warga Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyapu deretan nama yang dipasang di masjid RW 18.
Ke-43 nama itu merupakan daftar nama korban longsor yang terjadi pada hari Selasa (23/2). Ia menemukan nama istrinya, Enyi (50), dalam daftar itu di urutan ke-11 dan belum dilingkari. ”Itu berarti jenazah istri saya belum ditemukan dalam timbunan longsor,” ucap Umar lirih dan parau.
Papan nama yang dipasang di masjid Kampung Cimeri, Desa Tenjolaya, menjadi rujukan warga yang mencari tahu nasib sanak saudara mereka. Di dalam masjid, jenazah yang sudah ditemukan disemayamkan sementara untuk kemudian dibawa keluar menggunakan ambulans.
Umar tampak terpukul sekali oleh musibah longsor tersebut. Ia kehilangan belahan hidupnya dalam sekejap saat retakan di bukit ambruk dan menimbun 21 rumah yang dihuni pekerja Perkebunan Teh Dewata itu. Yang membuatnya lebih tertekan, ia menyaksikan sendiri saat-saat terakhir lumpur meluluhlantakkan perumahan pekerja, salah satunya adalah yang ditinggali istrinya.
Bapak enam anak ini pun mengisahkan, ia berada 50 meter dari lokasi saat longsor terjadi pada pukul 08.00. Disertai bunyi dentuman, dia melihat lereng bukit terkupas dan merosot jatuh mendekati permukiman kebun teh. Saat itu, longsoran belum mengenai permukiman warga.
Umar dan beberapa karyawan lain yang melihat hal ini segera berteriak memperingatkan warga yang ada di permukiman untuk segera menghindar. Dari kejauhan, ia melihat istrinya sempat keluar rumah, tetapi kemudian masuk kembali. ”Belum sampai 15 menit setelah longsoran pertama, terjadi longsoran yang lebih besar yang menimbun seluruh permukiman,” ujar Umar murung.
Tidak tanggung-tanggung, lumpur dengan ketebalan lebih dari tiga meter langsung menimbun permukiman itu hingga mencapai atap. Sebanyak 21 rumah warga, lima bangunan milik kantor perkebunan, dan satu masjid hancur. Lumpur juga memutuskan jaringan listrik ke Kampung Cimeri.
Namun, setidaknya Umar masih bisa bernapas lega. Anaknya paling bungsu, Novita Sri Rahayu (8), selamat dari longsor. Novita saat itu tengah bersekolah di lokasi yang berjauhan dengan permukiman penduduk sehingga terhindar dari maut.
Sayangnya, kebahagiaan yang sama tidak bisa dirasakan Administratur Perkebunan Teh Dewata, Irvansyah. Anaknya, Alfart (3), menjadi korban karena sedang berada di rumah bersama pengasuhnya, Ida (35). Keduanya hingga kini belum ditemukan.
Kesedihan juga dirasakan Anton Sutisna (39), Ketua RT 08 RW 18, Desa Tenjolaya. Lelaki yang sudah 27 tahun bekerja di Perkebunan Teh Dewata itu kehilangan dua anggota keluarganya, yakni keponakannya, Neni (26), dan ibunya, Mak Enah (60). Ia juga menyaksikan sendiri rumah ibunya tertimbun longsor. Saat itu, Anton baru saja hendak berangkat ke lokasi perkebunan.
Sejak Selasa malam, Anton mencari keponakan dan ibunya. Baru Rabu, sekitar pukul 10.00, Neni ditemukan. Kelegaan dan kesedihan mendalam terpancar dari wajah Anton.
Setelah bapaknya meninggal, Anton adalah kepala keluarga. Rabu siang itu juga, Anton mengantarkan jenazah Neni kepada orangtuanya. ”Bapak-ibunya sudah menunggu di Ciwidey. Neni mau dibawa ke Tasikmalaya,” katanya menahan tangis.
Setelah Neni, Anton masih harus mencari keberadaan ibunya, hidup atau mati. Meskipun kesempatan hidup semakin menipis karena sudah dua malam tertimbun, Anton tidak patah arang. ”Saya harus tetap menemukan emak…,” tuturnya.
Kompas menumpang ambulans yang mengantarkan jenazah Neni (26) menuju Ciwidey. Sepanjang perjalanan, ambulans yang ditumpangi beberapa kali dihentikan warga. ”Agus… ada Agus di sini? Tanya salah seorang warga yang tampak kebingungan menghentikan ambulans. ”Agus? Teu aya kang… ieu teh Neni (enggak ada kang, ini Neni).” Mengetahui jenazah itu bukan Agus, warga tersebut tampak kecewa.
Pemandangan indah
Kampung Cimeri yang berpenduduk 1.000 jiwa itu berada di kaki Gunung Tilu dan berbatasan dengan Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut. Untuk mencapainya, harus menyusuri jalan berbatu sepanjang 32 kilometer selama tiga jam. Sesekali kita akan melintasi jalan bergelombang dan kubangan lumpur.
Namun, begitu memasuki daerah Perkebunan Teh Dewata, terlihat bahwa Kampung Cimeri memang memiliki pemandangan yang sangat indah. Kampung itu berada di sebuah cekungan yang menjadi dasar bukit-bukit berisi barisan tanaman teh yang mengelilinginya. Aliran sungai yang deras juga berhasil dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik untuk permukiman tersebut.
Hanya saja, longsor yang terjadi pada hari Selasa itu ternyata membuka kenyataan lain mengenai Kampung Cimeri. Permukiman itu berada tepat di daerah rawan bencana. Itu pun terbukti saat tebing gunung yang retak ambruk dan menimpa permukiman di bawahnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf menjelaskan, pihaknya hingga kini masih menyosialisasikan mengenai daerah rawan bencana kepada pemerintah kabupaten hingga desa. Alasannya memang kuat, semua wilayah Jawa Barat, terutama daerah selatan, rawan longsor karena berupa perbukitan.
Longsor di kawasan itu seolah menutup cerita manis keelokan Kampung Cimeri.

CLOCK

Followers

Powered by Blogger.

- Copyright © Pencarianmu -Pencarianmu -Kab.Pangandaran GTT mencoba- Powered by Blogger - inilah aku dg25 -