Posted by : Unknown Monday, September 17, 2012

LABA TIDAK DIBAGI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah akuntansi keuangan menengah


Di susun oleh :
1. Anwar Musyadad               2107100076
2. Cepi Agus Paisal                 2107100077
3. Irma Yanti                           2107100108
4. Nisa Nurahmawati              2107100092
5. Yeni Rusmayanti                2107100019
6. Yesi Rahayu                        2107100082
Kelas 2 D

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
Tahun Ajaran 2011/2012


 KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karuniaa-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun penyusunan makalah ini belum belum begitu sempurna tetapi penulis berusaha untuk menghasilkan yang terbaik. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu  tugas mata kuliah “ Akuntansi keuangan menengah’’ dengan materi pembahasan tentang “laba tidak dibagi’’.
            Makalah ini kami susun dengan tujuan dapat membantu para guru atau dosen menyiapakan perangkat alat penilaian,baik yang digunakan sebagai penilaian proses belajar,maupun untuk penilaian hasil belajar, serta bagi para peserta didik dalam memahami laba tidak dibagi.
             Selain itu makalah ini diharapkan ikut membantu pembaca untuk lebih memhami dan mendalami kajian teoritis pada buku sumber dan penunjang yang digunakan sehingga dapat terlatih serta mampu berpikir kritis,analitis dan sistematis.

Ciamis,  Oktober  2011


Penulis



DAFTAR ISI


Kata Pengantar............................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 laba tidak dibagi....................................................................................................... 2
2.2 dividen...................................................................................................................... 2
2.3 akumulasi dividen dari saham prioritas..................................................................... 8
2.4 pembatasan laba tidak dibagi.................................................................................... 8
2.5 pengukuran-pengukuran yang dihitung dari laporan keuangan PT.......................... 11
2.6 laba perlembar saham................................................................................................ 17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 22
3.2 Saran......................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA





 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di
dalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun
eksternal perusahaan. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan
perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu
mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, dan
menaksir risiko investasi.
Perhatian para investor yang terpusat pada informasi laba membuat
manajemen memanipulasi data dengan cara meratakan laba. Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang
diinginkan baik melalui metode akuntansi atau transaksaksi.


1.2 Rumusan masalah
1. Apaa saja fungsi laba tidak dibagi?
2. Apa saja jenis-jenis dividen?
3. Bagaimana pembatasan laba tidak dibagi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui fungsi laba tidak dibagi.
2. Mengetahui jenis-jenis dividen.
3. Mengetahui pembatasan laba tidak dibagi.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Laba Tidak Dibagi
Laba tidak dibagi merupakan modal yang berasal dari perusahaan yaitu kumpulan laba dan rugi sampai saat tertentu sesudah dikurangi dividen yang dibagi dan jumlah yang dipindahkan ke rekening modal. Laba rugi ini dapat berasal dari laba rugi usaha, laba rugi kegiatan yang tidak rutin seperti laba penjualan aktiva tetap, dan koreksi terhadap laba tahun-tahun yang lalu. Apabila rekening laba tidak dibagi menunjukan saldo debit maka disebut defisit.
Laba tidak dibagi dapat digunakan untuk beberapa tujuan sebagai berikut:
-          Pembagian dividen
-          Pembelian treasury stock
-          Pembatasan laba tidak dibagi untuk tujuan-tujuan tertentu (appropriations)
-          Rekapitalisasi
-          Penyerapan kerugian

Pencatatan laba tidak dibagi hendaknya dipisahkan dari modal setor agar dapat diketahui sumber masing-masing modal. Walaupun laba tidak dibagi itu sebagian jumlahnya sudah dibatasi penggunaannya, tetapi keduanya tetap termasuk dalam jumlahlaba tidak dibagi. Dalam neraca jumlah laba tidak dibagi terdiri dari 2 golongan rekening yaitu lada tidak dibagi yang masih bebas dan laba tidak dibagi yang sudah tujuan penggunaan.

2.2 Dividen
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Dividen biasanya dibagiakan dengan interval waktu yang tetap namun kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Apabila dividen yang dibagikan itu berbentuk selain uang tunai maka akan dicatat dengan judul yang sesuai. Jika digunakan istilah dividen saja, maka yang dimaksudkan adalah dividen kas. Pembagian dividen pada para pemegang saham dapat berakibat sebagai berikut:
-          Pembagian aktiva PT dan penurunan dalam jumlah modal PT seperti dalam hal dibiden kas, aktiva selain kas, atau dividen likuidasi.
-          Timbulnya suatu utang dan suatu penurunan dalam jumlah modal PT seperti dalam hal dividen utang atau dividen kas yang sudah diumumkan tetapi belum dibayar.
-          Tidak ada perubahan dalam aktiva, utang atau jumlah modal PT, tetapi hanya menimbulkan perubahan komposisi masing-masing elemen dalam modal PT seperti dalam hal dividen saham.

Dividen yang dibagi oleh perusahaan bisa mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut:
1.      Dividen kas
Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dividen dalam bentuk kas. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas ialah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pmbagian dividen tersebut.
Contoh:
Misalnya PT Rsa Fadila pada tanggal 20 desember 2005 mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 1.000,00 untuk setiap lembar saham biasa dan akan dibayar tanggal 20 januari 2006 pada pemegang saham yang terdaftar pada tanggal 10 januari 2006. Saham biasa yang beredar sebanyak 1.000 lembar. Jurnal yang dibuat PT Risa Fadila untuk mencatat bagian dividen diatas adalah:
Tanggal pengumuman (20 desember 2005)
Laba tidak dibagi                                            Rp 1.000.000,00
            Utang dividen kas                                                       Rp 1.000.000,00
Tanggal pembayaran (20 januari 2006)
Utang dividen kas                                           Rp 1.000.000,00
            Kas                                                                              Rp 1.000.000,00
Dalam neraca yang disusun pada tanggal 31 desember 2005, utang dividen kas dilaporkan dalam kelompok utang lancar karena akan segera dilunasi.

2.      Dividen aktiva selain kas (property dividends)
Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh PT, barang dagang atau aktiva-aktiva lain. Pemegang saham akan mencatat dividen yang diterimanya ini sebesar pasar aktiva tersebut. Akan tetapi PT yang membagi property dividends akan mencatat dividen ini sebesar nilai buku aktiva yang dibagikan.
Contoh:
PT Bahtera mempunyai 10.000 lembar saham PT XYZ, dengan harga perolehan sebesar Rp 1.100.000,00. Saham PT Bahtera yang beredar sebanyak 10.000 lembar. Pada tanggal 15 desember 2005 diumumkan pembagian property dividends dimana setiap lembar saham PT Bahtera akan menerima 1 lembar saham PT XYZ, pembagiannya pada tanggal 15 januari 2006 sebesar Rp 125,00 per lembar. Jurnal yang dibuat oleh PT Bahtera adalah
15 desember 2005
Laba tidak dibagi                                                        Rp 1.100.000,00
            Utang dividen saham PT XYZ                                                Rp 1.100.000,00
15 januari 2006
Utang dividen saham PT XYZ                                                Rp 1.100.000,00
Investasi dalam saham PT XYZ                                  Rp 1.100.000,00
3.      Dividen utang (scrip dividends)
Utang dividen timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Oleh karena itu PT akan mengeluarkan scrip dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu diwaktu yang akan datang. Scrip dividends ini mungkin berbunga, mungkin juga tidak.
Contoh:
PT ABC mengumumkan pembagian scrip dividends sebesar Rp 1.000.000,00 bunga 10% jatuh tempo 3 bulan kemudian. Jurnal yang dibuat PT ABC sebagai berikut.
Laba tidak dibagi                                                        Rp 100.000,00
            Utang dividen scrip                                                     Rp 100.000,00
Ketika jatuh tempo scrip dan bunganya dilunasi dengan jurnal:
Utang dividen scrip                                                     Rp 100.000,00
Biaya bunga                                                                RP 2.500,00
            Kas                                                                              Rp 102.500,00
Perhitungan :
Biaya bunga= 3/12 x 10% x Rp 100.000,00 = Rp 2.500,00

4.      Dividen likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal. Dividen likuidasi ini dapat dicatat dengan mendebit rekening pengemba\lian modal yang dalam neraca dilaporkan sebagai pengurang modal saham. Dalam perusahaan yang memiliki wasting assets yang tidak akan diganti, bisa membagi dividen likuidasi secara periodik. Biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar deplesi yang diperhitungkan untuk pertiode tersebut. Apabila perusahaan membagi saham likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang merupakan pengembalian modal, sehingga para pemegang saham dapat mengurangi rekening investasinya.

5.      Dividen saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipunggut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
Dividen saham dapat dibagikan sebagai berikut:
o   Dividen saham berupa saham yang jenisnya sama, misalnya dividen saham biasa untuk pemegang saham biasa, atau dividen saham prioritas untuk pemegang saham prioritas, disebut dividen saham biasa.
o   Divden saham berupa saham yang jenisnya berbeda, misalnyta dividen saham prioritas untuk pemegang saham biasa atau dividen saham biasa untuk pemegang saham prioritas, disebut dividen saham spesial (khusus).
Ada beberapa keadaan atau alasan-alasan yang membenarkan pembagian dividen saham, antara lain:
-          Keinginan pimpinan perusahaan untuk menahan laba secara tetap yaitu dengan mengkapitalisasi sebagian laba tidak bidagi. Akibat adanya dividen saham ialah menaikan jumlah modal setor yaitu dengan cara membebani rekening laba tidak dibagi dan dikreditkan ke rekening modal saham.
-          Untuk dapat membagi dividen tanpa pembagian aktiva yang diperlukan untuk modal kerja atau ekspansi.
-          Untuk menaikan jumlah lembar saham yang beredar, sehingga harga pasarnya akan menurun. Akibatnya yang lain adalah untuk mendorong perdagangan saham.
Yang perlu diketahui bahwa dividen saham ini berbeda dengan pemecahan saham. Karena dalam pemecahan saham tidak ada perubahan struktur modal. Tetapi dalam dividen saham terjadi perubahan struktur modal, walaupun jumlah modal keseluruhan tidak berubah. Dalam dividen saham, nilai nominal per lembar tidak berubah, tetapi dalam pemecahan saham nilai nominal sahanya berubah. Sebagai ilustrasi pembagian dividen saham, diberikan contoh sebagai berikut:
Modal PT ADA adalah sebagai berikut:
Modal saham prioritas, nominal Rp 2.000,00 beredar 5.000 lembar  Rp 10.000.000,00
Modal saham biasa, nominal Rp 1.000,00 beredar 10.000 lembar    RP 10.000.000,00
Agio saham prioritas                                                                           Rp  1.000.000,00
Agio saham biasa                                                                                Rp  1.500.000,00
Laba tidak dibagi                                                                                Rp 15.000.000,00

Jumlah                                                                                                 Rp 37.500.000,00

Harga pasar per lembar:
     Saham prioritas           = Rp 2.500,00
     Saham biasa                = Rp 1.100,00
Untuk mencatat dividen saham, terdapat beberapa harga yang dapat digunakan yaitu dicatat sebesar harga pasar pada saat saham dibagi, dicatat sebesar nilai nominasi saham, dan dicatat sebesar harga jual sahamnya dulu sehingga jumlah agio atau disagionya sama.
Contoh:
Diumumkan pembagian dividen saham sebesar 10% untuk pemegang saham biasa. Jurnal yang dibuat untuk mencatat dividen sebagai berikut:
Laba tidak dibagi                                                                    Rp 1.100.000,00
            Utang dividen saham biasa                                                     Rp 1.000.000,00
            Agio saham biasa                                                                    Rp 100.000,00
Pada tanggal pengeluaran:
Utang dividen saham biasa                                                     Rp 1.000.000,00
            Modal saham biasa                                                                 Rp 1.000.000,00

Pembagian dividen pada para pemegang saham dapat berakibat sebagai berikut:
-          Pembagian aktiva PT dan penurunan dalam jumlah modal PT seperti dalam hal dibiden kas, aktiva selain kas, atau dividen likuidasi.
-          Timbulnya suatu utang dan suatu penurunan dalam jumlah modal PT seperti dalam hal dividen utang atau dividen kas yang sudah diumumkan tetapi belum dibayar.
-          Tidak ada perubahan dalam aktiva, utang atau jumlah modal PT, tetapi hanya menimbulkan perubahan komposisi masing-masing elemen dalam modal PT seperti dalam hal dividen saham.

2.3 Akumulasi Dividen dari Saham Prioritas
Dividen saham prioritas yang berakumulasi, sebelum secara resmi diumumkan belum merupakan PT tetapi supaya jelas, didalam neraca diminta untuk melaporkan adanya akumulasi dividen tersebut. Cara melaporkan dalam neraca bisa :
a.       Catatan kaki (footnote)
b.      Laba tidak dibagi yang tidak dibatasi dikurangi dengan jumlah dividen yang belum dibayar dengan cara sebagai berikut :
Laba tidak dibagi:
Jumlah dividen saham preperen yang belum dibayar             Rp100.000,00
Yang tidak dibatasi                                                                 Rp500.000,00
Jumlah                                                                                     Rp600.000,00

Dividen untuk saham tanpa nilai nominal
Jika saham yang beredar tanpa nominal, maka dividen yang akan dibagikan harus dinyatakan dalam rupiah dan bukan dalam persentase. Apabila perusahaan ingin mentransfer laba tidak dibagi ke modal saham, tidak perlu mengumumkan dividen saham tetapi cukup dengan membuat jurnal sebagai berikut:
Laba tidak dibagi                                                             Rpxx
         Modal saham                                                                     Rpxx           

2.4 Pembatasan Laba Tidak Dibagi
Seperti yang telah disebutkan dimuka, laba tidakdibagi itu berasal dari kumpulan laba rugi perusahaan baik yang rutin, tidak rutin atauyang merupakan koreksi laba tahun-tahun sebelumnya. Dividen yang dibagikan dibebankan ke rekening laba tidak dibagi. Dari waktu ke waktu dapat dilakukan pembatasan terhadap laba tidal dibagi dengan maksud untuk menjaga agar tidak semua saldo tidak dibagi diminta sebagai dividen. Pembatasan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.      Dengan membuat jurnal untuk mencatat pembatasan laba tidak dibagi,sehingga jumlah laba yang tidak dibagi terdiri dari dua rekening  yaitu rekening laba yang tidak dibagi yang masih bebas dan laba tidak dibagi yang dibatasi.
2.      Tidak membuat jurnal pembatasab laba tidak dibagi.
Dalam cara ini pembatasan-pembatasan yang dilaporkan dalam neraca dalam suatu keterangan atau catatan kaki. Ada beberapa sebab yang mengakibatkan terjadinya pembatasan laba tidak dibagi sebagai berikut:
1.      Untuk mematuhi peraturan (undang-undang). Biasanya undang-undang seperti ini dimaksudkan agar tidak terjadi penurunan modal sampai dibawah jumlah modal yang disetor. Contohnya adalah pembatasan untuk pembelian treasury stock.
2.      Untuk memenuhi perjanjian utang seperti dalam hal pengeluaran obligasi dimana debitur harus membentuk dana pelunasan obligasi dan membatasi laba tidak dibagi.
3.      Merupakan tindakan pimpinan perusahaan yang disesuaikan dengan rencana keuangan perusahaan.
4.      Merupakan tindakan pimpinan perusahaan untuk menjaga kemungkinan timbulnya kerugian di waktu yan akan datang.
Penjelasan sebab no 1 diatas dapat dilihat bab yang dimuka yaitu dalam pembahasan  mengenai treasury stock. Berikut ini dibahas ketiga sebab yang lain.

a.      Pembatasan  laba tidak dibagi untuk memenuhi perjanjian utang panjang
Agar pengeluaran obligasi dapat lebih menarik kreditur, biasanya dengan perjanjian yang mewajibkan perusahaan untuk membuat dana pelunasan obligasi yang  disimpan oleh pihak ke tiga. Dana ini bisa merupakan setoran peridik dengan jumlah tertentu, atau mungkin juga jumlahnya tidak sama. Untuk mengimbangi adanya dana pelunasan obligasi, biasanya laba tidak dibagi juga diminta untuk dibatasi  penggunaannya. Pembatasan laba tidak dibagi dibuat dalam jurnal yang sama dengan jumlah dana pelunasan obligasi. Bila obligasi yang beredar itu merupakan obligasi berseri, jumlah pembatasan  laba tidak dibagi tidak harus sama dengan jumlah dana pelunasan obligasi. Pembatasan laba tidak dibagi ini dibuat selama obligasi masih beredar, sesudah obligasi yang beredar itu dilunasi, pembatasan yang sudah dilakukan dihapuskan dan dikembalikan ke rekening laba tidak dibagi. Jurnal yang dibuat untuk mambatasi laba tidak dibagi adalah sebagai berikut:

Laba tidak di bagi                                                                   Rpxx
        Laba tidak dibagi untuk pelunasan obligasi                                Rpxx 

Sesudah obligasi dilunasi pembatasan laba tidak dibagi dihapuskan dengan jurnal sebagai berikut:
Laba tidak dibagi untuk pelunasan obligasi                            Rpxx
          Laba tidak dibagi                                                                      Rpxx

Pembatasan laba tidak dibagi dapat juga dilakukan tanpa jurnal seperti diatas, tetapi dengan memberi keterangan untuk menunjukan jumlah yang dibatasi penggunaannya.

b.      Pembatasan laba tidak dibagi untuk perencanaan keuangan
Perusahaan yang mempunyai rencana untuk memperluas kegiatannya, dapat membatasi laba tidak dibagi supaya tetap bisa ditahan dalam perusahaan. Sesudah ekspansi dilakukan berarti tujuan pembatasan laba tidk dibagi itu sudah tercapai maka laba tidak dibagi yang dibatasi dahapuskan dan dikembalikan ke rekening laba tidak dibagi. Pembatasan laba tidak dibagi untuk tujuan perluasan dapat ditunjukan dalam rekening-rekening sebagai berikut:
·         Laba tidak dibagi untuk investasi pabrik
·         Laba tidak dibagi untuk modal kerja
·         Laba tidak dibagi untuk pembelian mesin
Sesudah tujuan pembatasan ini tercapai, rekening yang dibatasi dikembalikan ke rekening laba tidak dibagi, berarti jumlahnya dapat diminta sebagai dividen. Untuk manjaga agar jumlah tersebut dapat tetap menjadi modal perusahaan maka perusahaan dapat membagi dividen saham.

c.       Pembatasan laba tidak dibagi untuk kemungkinan timbulnya kerugian di masa yang akan datang
Untuk menjaga kemungkinan timbulnya kerugian di masa yang akan dtang pimpinan perusahaan dapat membatasi laba tidak dibagi dan mencatatnya dalam rekening-rekening sebagai berikut:
Ø  Laba tidak dibagi untuk ketidakpuasan
Ø  Laba tidak dibagi untuk kemungkinan turunnya harga persediaan
Ø  Laba tidak dibagi untuk kemungkinan kerugian dalam sengketa hukum
Ø  Laba tidak dibagi untuk asuransi diri

Seperti dalam tujuan pembatasan yang lain, pembatasan untuk kemungkinan kerugian dimasa yang akan datang ini dapat dikerjakan dengan membuat jurnal atau dengan memberi keterangan tanpa jurnal.


2.5 Pengukuran-Pengukuran Yang Dihitung Dari Laporan Keuangan PT
Dari laporan PT dapat dilakukan beberapa perhitungan yang dipakai sebagai alat pengukuran terhadap kemampuan perusahaan yaitu:
1.      Nilai buku per lembar saham
2.      Pendapatan per lembar saham

1.      Nilai buku per lembar saham (book value per share)
Yang dimaksud nilai buku saham adalah jumlah rupiah yang menjadi milik tiap-tiap lembar saham dalam modal PT. nilai buku ini jumlah yang akan dibayarkankepada para pemegang saha pada waktu pembubaran (likuidasi) PT, jika aktiva dapat dijual sebesar nilai bukunya. Apabila saham yang beredar itu hanya satu macam, yaitu saham biasa maka nilai buku per lembar saham dihitung  sebagai berikut:

                                                                              Jumlah PT
Nilai buku per lembar saham =           jumlah lembar saham yang beredar
Sebagai ilustrasi, berikut ini contoh modal dari PT Risa Fadila.
Modal saham , nominal Rp1000,00 1000  lembar beredar                 Rp1.000.00,00
Agio saham                                                                                         Rp  550.000,00
Laba tidak dibagi                                                                                Rp  575.000,00
Jumlah                                                                                                 Rp2.125.000,00

Nilai buku per lembar =   Rp2.125.00,00 = Rp2.125,00
                                           1000 lembar

Apabila ada modal saham dipesan, maka jumlahnya ditambahkan pada modal dan jumlah lembarnya ditambahkan pada jumlah lembar yang beredar. Jika ada treasury stock, maka jumlahnya dikurangkan pada modal dan jumlah lembarnya dikurangkan pada jumlah lembar yang beredar.
Misalnya: modal PT Bahtera sebagai berikut:
Modal saham, nominal Rp1000,00 beredar 1000 lembar
Dibeli sebagi treasury stock 100 lembar                                             Rp1.000.000,00
Modal saham dipesan 300 lembar                                                       Rp   300.000,00
Agio saham                                                                                         Rp   425.000,00
Laba tidak dibagi:  dibatasi                            Rp350.000,00
                                 Tidak dibatasi                Rp450.000,00
                                                                                                             Rp   800.000,00
            Rp2.525.000,00
(-) treasury stock, sebesar harga beli                                                   Rp   125.000,00
                                                                                                            Rp2.400.000,00
Nilai buku per lembar saham   =                      Rp2.400.000,00                          
100 lembar + 300 lembar  - 100 lembar
   = Rp2000.00

            Apabila saham yang beredar itu terdiri dari saham biasa dan prioritas, maka pertama kali harus dihitung dulu bagian modal yang menjadi milik saham prioritas. Sisa modal yang ada menjadi bagian saham biasa. Nilai buku per lembar saham prioritas adalah bagian modal saham prioritas dibagi  dengan jumlah lembar saham prioritas yang beredar. Nilai buku per lembar saham biasa adalah bagian modal saham biasa dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar.  menghitung bagian modal yang menjadi milik saham prioritas perlu dipertimbangkan hal – hal berikut :
1.      Nilai likuidasi yaitu jumlah yang akan dibayarkan kepada pemegang saham prioritas pada saat perusahaan dilikuidasi. Nilai ini bisa dibawah nominal, sama dengan nominal atau lebih besar dari nominal.
2.      Hak dividen. Saham prioritas mungkin mempunyai hak – hak tertentu, misalnya hak atas laba tidak dibagi sesuai dengan perjanjian tentang dividen. Dalam keadaan seperti ini, maka laba tidak dibagi sebesar jumlah yang sesuai dengan perjanjian akan dihubungkan dengan saham prioritas. Kadang – kadang saham prioritas itu bersifat kumulatif atau berpartisipasi, jika keadaannya seperti ini maka harus dihitung berapa besarnya laba tidak dibagi yang harus diperhitungkan terhadap saham prioritas.
Sebagian ilustrasi perhitungan nilai buku saham prioritas dan biasa, berikut ini diberikan beberapa contoh, yang dasarnya adalah modal PT ADA per  31 Desember  2005 sebagai berikut :
Modal saham biasa, 10.000 lembar, nominal @ Rp 500,00                     Rp  5.000.000,00
Laba tidak dibagi                                                                                         Rp  750.000,00
                                                                                                                 Rp   6.750.000,00
Contoh  1:
            Dividen saham prioritas yang belum dibayar adalah mulai 1 juli 2005. Nilai likuidasi saham prioritas Rp 1.100,00. Saham prioritas berhak atas dividen yang belum diterima. Nilai buku saham pada tanggal 31 Desember 2005 dihitung sebagai berikut :
Jumlah modal                                                                                      Rp  6.750.000,00
Modal untuk saham prioritas :
            Nilai likuidasi : Rp 1.100,00 x  1.000 lembar             = Rp 1.100.000,00
            Nilai dviden    : 6/ 12 x 10% x Rp 1.000.000,00        =   Rp         50.000,00
                                                                                                                                                                                         Rp    1.150.000,00
Modal untuk saham biasa                                                          =Rp  5.600.000,00
Nilai buku per lembar :
Prioritas           = Rp 1.150.000,00 : 1.000 lembar      = Rp 1.150,00
Biasa               = Rp 5.600.000,00 : 10.000 lembar    = Rp    560,00
Contoh 2:
            Nilai likuidasi saham prioritas Rp 1.100,00. Saham prioritas adalah kumulatif dan dividen yang belum dibayar adalah sejak tahun 2001. Perhitungan nilai buku saham sebagai berikut :
            Jumlah modal                                                                          Rp 6.750.000,00
            Modal untuk saham prioritas :
                 Nlai likuidasi = Rp 1.100,00 x 1.000 lembar                     = Rp    1.100.000,00
                 Dividen   = 5 tahun x 10% x Rp 1.000.000,00                  =Rp 500.000,00                                                                                                            Rp      1.600.000,00
            Modal untuk saham biasa                                                         Rp  5.150.000,00
            Nilai buku saham per lembar :
            Prioritas           = Rp 1.600.000,00 : 1.000 lembar      = Rp 1.600,00
            Biasa               = Rp 5.150.000,00 : 10.000 lembar    = Rp     515,00

Contoh 3:
            Nilai likuidasi saham prioritas Rp 1.000,00. Saham prioritas adalah kumulaif dan dividen yang belum dibayar adalah sejak tahun 1998. Dividen selama 8 tahun ini tetap diperhitungkan walaupun akan mengurangi modal untuk saham biasa sampai dibawah nilai nominalnya. Perhitungan nialai buku saham sebagai berikut :
            Jumlah modal                                                                          Rp 6.750.000,00
            Modal untuk saham prioritas :
              Nilai likuidasi = Rp 1.000,00 x 1.000 lembar = Rp 1.000.000,00
             Dividen (98 s.d 05)  =
             8 tahun x 10% x Rp 1.000.000                        =  Rp   800.000,00
      Rp 1.800.000,00
          Modal untuk saham                                                                Rp   4.950.000,00
          Nilai buku saham per lembar :
          Prioritas           = Rp 1.800.000,00 : 1.000 lembar      = Rp 1.800,00
          Biasa               = Rp 4.900.000,00 : 10.000 lembar    = Rp    495,00
Contoh 4 :
          Misalnya nilai likuidasi saham prioritas Rp 1.000,00. Dividen saham prioritas ½ tahun pertama tahun 2005 sudah dibayar. Saham prioritas berpartisipasi penuh dengan saham biasa, sesudah saham biasa menerima dividen dengan persentase yang sama dengan saham prioritasi. Laba tidak dibagi yang menjadi bagian saham prioritas dan saham biasa dihitung sebagai berikut :
                                                                                                      Jumlah                Prioritas             Biasa
Saldo laba tidak dibagi                                                           Rp 750.000,00
Dividen prioritas = 6/12 x 10%x Rp 1.000.000,00 =                     50.000,00       Rp 50.000,00
                                                                                               Rp  700.000,00
Dividen saham biasa 10% x Rp 5.000.000,00 =                          500.000,00                                     Rp 500.000,00
                                                                                               Rp  200.000,00
Saldo dibagikan ke prioritas dan biasa dengan tarif
                
3,33% ( = 200.000  x 100% ) =                                                    200.000,00             33.333,00             166.666,00
                 600.000
                                                                                               Rp             0,00       Rp  83.333,00       Rp 666.666,00


Nilai buku dihitung sebagai berikut                                                                                                  Rp6.750.000,00
Jumlah modal
Modal untuk prioritas :
Nilai likuidasi = 1.000 x Rp 1.000,00  = Rp 1.000.000,00
Dividen dan laba tidak dibagi              =            83.333,00

Modal untuk saham prioritas                                                                                                                 1.083.000,00

Modal untuk saham biasa                                                                                                                 Rp 5.666.666,00


Nilai buku saham per lembar =
Prioritas  = Rp 1.083.333,00 : 1.000 lembar  = Rp 1.083,33
Biasa      = Rp 5.666.666,00 : 10.000 lembar = Rp    566,67


2.6 Laba Perlembar Saham (Earnings Per Share/ Eps)
            Yang dimaksud dengan laba per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode untuk tiap lembar saham yang beredar. Informasi mengenai laba perlembar saham dapat digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan dividen yang akan dibagikan. Informasi ini juga berguna bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Apabila dividen yang dibayarkan pada setiap lembar saham dibandingkan dengan pendapatan perlembar saham dalam periode yang sama, maka akan diperoleh persentase pembayaran (pay out percentage/ devidend payout ratio)
          Perhitungan laba per lembar saham diatur dalam SAK No. 56 yang menyatakan ada dua macam laba per lembar saham yaitu :
1.      Laba per saham dasar (LSP dasar) adalah jumlah laba paada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar dalam periode pelaporan.
2.      Laba per saham dilusian (LPS dilusian) adalah jumlah laba suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan dan efek lain yang asumsinya diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar sepanjang periode pelaporan.

a.      Laba per Saham Dasar
          Laba per saham dasar dihitung dengan memnagi laba atau rugi yang tersedia bagi pemegang saham biasa ( laba bersih residual ) dengan jumlah rata – rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam suatu periode. Laba bersih residual adalah laba bersih (setelah dikurangi beban pajak, pos luar biasa dan hak pemegang saham minoritas) dikurangi dengan dividen saham utama yang meliputi :
1.      Dividen saham utama (prioritas) bukan kumulatif yang di umumkan pada periode yang bersangkutan.
2.      Dividen saham utama (prioritas) kumulatif yang terkumulasi pada periode yang bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan.
Rumus LPS dasar adalah :
                                               
            Laba per saham dasar =       laba bersih – dividen sahm prioritas
                                                    Rata – rata tertimbang saham yang beredar
            Apabila terdapat transaksi yang mengubah jumlah saham biasa, maka jumlah rata – rata tertimbang saham biasa harus disesuikan. Contoh transaksi yang mengubah jumlah saham biasa adalah :
1.      Pembagian divedin saham biasa dan saham bonus
2.      Penerbitan hak memesan lebih dulu (right issue) untuk pemegang saham lama.
3.      Pemecahan saham (stock splits)
4.      Penggabungan saham.

Contoh 1:
          PT Maju mempunyai modal saham biasa yang beredar dalam tahun 2005 sebanyak 1.000 lembar. Pendapatan bersih dalam tahun 2005 sebesar Rp 1.500.000,00. Semua saham sudah beredar sejak awal tahun 2005 dan tidak ada saham prioritas. Pendapatan per lembar saham RT Maju untuk tahun 2005 sebesar :
          Rp 1.500.000,00 – 0  =  Rp 1.500,00
1.000 lembar


Contoh 2:
          PT Baru mempunyai modal sebagai berikut : saham biasa (beredar) sebanyak 1.500 lembar. Saham prioritas, nominal Rp 1.000,00 per lembar, beredar sebanyak 500 lembar. Dividen saham prioritas sebesar 10%. Pendapatan bersih tahun 2005 sebesar Rp 2.000.000,00. Perincian mengenai saham biasa adalah sebagai berikut : 1 Januari 2005, beredar 1.000 lembar. 1 Juli 2005, emisi baru sebanyak 500 lembar.
          Untuk dapat menghitung laba per lembar saham, pertama kali perlu dihitung rata – rata tertimbang saham biasa yang beredar. Perhitungan sebagai berikut :

Jumlah
Saham
Laba Peredaran
(Bulan)
Bobot
(Weight)
Rata – rata
Tertimbang
1.000
1.500
6
6
6/12 = 1/2
6/12 = 1/2
500
750
                        Jumlah rata – rata tertimbang                                                    1.250

Laba per lembar saham dasar            =  Rp 2.000.000,00 – 50.000*)
                                                                                  1.250
                                                          = Rp 156,00.
*) Dividen saham prioritas = 500 lembar x Rp 1.000,00 x 10% = Rp 50.000,00.


b.      Laba per Saham Dilusian
          Menurut SAK No. 56, dalam menghitung laba per saham dilusian, laba bersih residual dan jumlah rata – rata tertimbang saham biasa beredar harus disesuaikan dengan memperhitungkan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. Yang dimaksud dilution (dilutif) adalah pengurangan terhadap EPS yang diakibatkan oleh anggapan bahwa convertible securities sudah ditukarkan atau options dan warrants sudah digunakan atau saham – saham lain sudah dikeluarkan untuk memenuhi persyaratan – persyaratan tertenttu. Adapun contoh efek berpotensi saham biasa adalah :
1.      Efek utang (debt security) atau instrumen ekuitas selain saham biasa yang dapat ditukar dengan saham biasa.
2.      Waran atau opsi saham, yaitu instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham biasa dengan harga tertentu dan dalam periode (jangka waktu) tertentu.
3.      Kebijakan kepegawaian yang memberikan hak kepada karyawan untuk menerima saham biasa sebagai bagian dari remunerasi atau hak untuk membeli saham dengan syarat tertentu.
4.      Saham yang akan diterbitkan saat terpenuhinya kondisi – kondisi tertentu yang dimuat dalam suatu perjanjian, seperti kontrak pembelian usaha atau aktiva lain.
Perhitungan laba per saham dilusian pada dasarnya sama dengan perhitungan LPS dasar . perbedaannya terletak pada hal–hal berikut :
1.      Laba bersih yang diperhitungkan adalah laba bersih residual ditambah dividen dan bunga (dihitung setelah pajak) dan disesuaikan dengan perubahan penghasilan dan beban yang disebabkan konversi efek berpotensi saham biasa.
2.      Jumlah rata–rata saham biasa yang beredar ditambah rata–rata, tertimbang saham biasa yang akan beredar dengan asumsi semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif dikonversikan menjadi saham biasa. 











BAB III
PENUTUP
1.1  Kesimpulan
Laba tidak dibagi merupakan modal yang berasal dari perusahaan yaitu kumpulan laba dan rugi sampai saat tertentu sesudah dikurangi dividen yang dibagi dan jumlah yang dipindahkan ke rekening modal.
Laba tidak dibagi dapat digunakan untuk beberapa tujuan sebagai berikut:
o   Pembagian dividen
o   Pembelian treasury stock
o   Pembatasan laba tidak dibagi untuk tujuan-tujuan tertentu (appropriations)
o   Rekapitalisasi
o   Penyerapan kerugian














DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, 2004, Intemediate Accounting Edisi 8, Yogyakarta: BPFB-YOGYAKARTA.

CLOCK

Followers

Powered by Blogger.

- Copyright © Pencarianmu -Pencarianmu -Kab.Pangandaran GTT mencoba- Powered by Blogger - inilah aku dg25 -